Jumat, 11 Desember 2009

Minggu, 23 Agustus 2009

Tugas I MM e-Business

Tugas I MM e-Business
Fian Adi Nugraha (1.415.024)
Herdi Pratesya (1.415.026)

BAB I
PENDAHULUAN
Business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik individual maupun instansi).
Fungsi E- Bussines
Fungsi dari e business yaitu untuk mensupport bagian dari marketing, produksi, accounting, finance, dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business. Yang termasuk proses transaksi online adalah:
1. Data entry
2. Transaction processing
3. Database maintenance (organization’s databases)
4. Document and report generation
5. Inquiry processing (proses pemeriksaan)
Business yang dilakukan secara simultan dengan program manajemen perubahan (change management). “Kemampuan” berarti perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mewujudkan “kemauan” tersebut, seperti: sumber daya manusia dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan, dukungan finansial yang memadai, keberadaan fasilitas teknologi informasi terkait (aplikasi, database, komputer, internet, dan infrastruktur), dan kerjasama kondusif dengan berbagai mitra bisnis (vendor, pemasok, lembaga keuangan, dan lain sebagainya). Sebagian besar dari sumber daya tersebut merupakan komponen utama dari sebuah konsep e-Business, yaitu: proses bisnis yang akan men-drive aplikasi, data/informasi yang akan men-drive database, teknologi yang akan men-drive perangkat keras dan infrastruktur, dan stakeholders (mereka yang berkepentingan) yang akan men-drive sumber daya manusia (user dan pengembang sistem e-Business), dan sistem governance (seperti kebijakan, prosedur, job description, dan lain-lain).
Pada prinsipnya, seluruh perusahaan tanpa perduli ukuran dan jenisnya – dapat menerapkan konsep e-Business. Hal ini disebabkan karena dalam proses penciptaan produk maupun jasanya, setiap perusahaan pasti membutuhkan sumber daya informasi. Karena berbagai fungsi dan proses bisnis membutuhkan data/informasi, maka bagaimana informasi tersebut diciptakan dan didistribusikan merupakan hal yang krusial untuk dikelola perusahaan. Salah satu fitur dari konsep e-Business adalah menawarkan cara-cara penciptaan, penyimpanan, pengolahan, dan pendistribusian informasi yang efisien dan efektif di dalam sebuah perusahaan maupun antara perusahaan dengan stakeholdernya (supplier, customer, mitra bisnis, vendor, dan pihak lain yang berkepentingan). Contohnya adalah sebuah perusahaan skala kecil di Legian (Bali) yang memanfaatkan teknologi internet untuk menjual (mengekspor) ribuan layangan ke Australia pada saat musim panas, atau perusahaan skala menengah di Jepara yang berhasil menggunakan situs untuk mempromosikan dan melakukan transaksi jual beli furniture ke negara-negara Eropa.
“Marketspace” adalah arena di dunia maya (internet), tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli secara bebas seperti layaknya pasar di dunia nyata (marketplace). Contohnya di Indonesia adalah bertemunya calon pembeli dan calon penjual saham di bursa virtual (misalnya melalui aplikasi remote trading) sehingga yang bersangkutan tidak perlu harus bertemu dan bertatap muka di lantai bursa, atau bertemunya calon pembeli dan calon penjual berbagai barang dengan menggunakan metode lelang (auction) di internet. Mekanisme yang terjadi di marketspace pada hakekatnya merupakan pengejawantahan dari konsep “pasar bebas” dan “pasar terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka untuk masuk ke arena tersebut dan bebas melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau jasa. Jika penggunaan database dan homepage tersebut mengarah pada usaha-usaha agar terjadi inisiatif pertukaran barang atau jasa secara langsung maupun tidak langsung, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berada dalam tahap awal pengembangan e-Business. Beberapa pakar e-Business menyebut fenomena dipergunakannya homepage dan database statis pada tahap awal pengembangan awal e-Business ini dengan istilah “brochureware”. Sementara sejumlah praktisi manajemen menganggap bahwa sebuah perusahaan telah benar-benar menerapkan konsep e-Business jika sebagian besar proses bisnis dan sumber daya informasinya telah secara signifikan (dan mayoritas) dikelola dengan menggunakan beragam teknologi informasi (terutama internet).
Banyaknya peminat terhadap e business didorong oleh kepercayaan bahwa hal tersebut akan membuka kesempatan menjadi sumber pendapatan baru baik bagi bisnis yang sudah berjalan maupun yang baru memulai. Kesempatan untuk penambahan pendapatan dari pemanfaatan e business dimulai dari peningkatan akses ke pelanggan dengan jalan menjual produk atau layanannya kepada jumlah pelanggan yang lebih banyak. Berusaha untuk mencari cara penjualan yang baru, daerah penjualan yang baru, dan segment yang baru dalam rangka mendapatkan pelanggan baru. Cara penjualan baru disini dimaksudkan cara penjualan online yang berbagai macam bentuk. Peningkatan penjualan ke pelanggan yang ada yaitu dengan adanya hubungan elektronik antara pelanggan dengan perusahaan, perusahaan dapat meraih penjualan tambahan dari basis pelanggan yang sudah ada. Customer Relationship Management (CRM) dan Data Mining Systems memudahkan perusahaan menentukan target pelanggan tidak hanya dari sekelompok pelanggan yang mempunyai pola konsumsi yang sama sampai ke pola per individu pelanggan. Produk berbasis content.
E business tidak memerlukan kantor yang formal sebab hanya akan tampil di internet sebagai sebuah situs web. Para pihak yang terkait hanya membutuhkan web service sebagai perantara dan kesepakatan kerja sama antara pemasok dan pihak pengelola. Begitu pula dengan kesepakatan dengan costumer dan juga bank. Yang tidak bisa online hanya proses produksi barang-barang fisik dan teknis pengirimannya.
Untuk membangun e business yang utama harus kita buat yaitu membenahi terlebih dahulu system pengelolaan sumber daya perusahaan secara terpadu, membuat perencanaan investasi teknologi secara mendetail dan komprehensif, menentukan arah investasi teknologi untuk menjawab kebutuhan jangka panjang, membentuk struktur organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan, dan melakukan kerjasama kondusif dengan mitra bisnis.
Ada beberapa kiat – kiat dalam e-bussines diantaranya :
· Membenahi terlebih dahulu sistem pengelolaan sumber daya perusahaan secara terpadu.
· Membuat perencanaan investasi teknologi secara mendetail dan komprehensif.
· Menentukan arah investasi teknologi untuk menjawab kebutuhan jangka panjang.
· Membentuk struktur organisasi yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan.
· Melakukan kerjasama kondusif dengan berbagai mitra bisnis (vendor, pemasok barang, lembaga keuangan, dan lain sebagainya).
Ada beberapa Metode Pengembangan e-Business :
· Pertimbangan Komoditi
· Infrastruktur Pengembangan
· Perencanaan Basisdata
· Pengembangan Program Aplikasi
· Implementasi dan Disseminasi
Strategi Pengembangan e-Business :
· Penyusunan Rencana Pengembangan
· Pembangunan secara bertahap/dinamis
· Perlu menetapkan prioritas implementasi
· Pemilihan Teknologi yang tepat
· Penyiapan Sumber Daya
· Gunakan jasa Web-Hosting
· Pengembangan diserahkan pihak ketiga
· Kerjasama dengan Institusi Penyedia jasa Internet

BAB II
PEMBAHASAN
E-Business adalah bisnis dengan segala aktivitasnya yang dilaksanakan di atas infrastruktur teknologi informasi, khususnya Internet. Publik menyebut beberapa perusahaan sebagai “dot com company” karena bisnis mereka tampil di internet sebagai sebuah situs web e-Business.
E-Business akan menjadi model bisnis masa depan yang ideal dengan seluruh keniscayaan perubahan yang menyertainya. Berdasarkan riset SWA (sumber: http://www.swa.co.id/), urgensi e-Business di Indonesia bahkan sudah semestinya diimbangi dengan diciptakannya struktur manajemen baru yang biasanya paling rendah dipimpin oleh Manajer e-Business. Pengguna internet dunia yang sudah mencapai lebih dari 1,2 milyar orang merupakan pangsa pasar online yang patut diperhitungkan baik oleh enterprise, usaha kecil dan menengah (UKM), maupun pengusaha perorangan. Untuk menghadapi peluang dan tantangan di atas, membangun dan mengembangkan website merupakan langkah pertama dan utama dalam konsep cyber business ini. Website yang dirancang secara strategis akan menjadi senjata ampuh dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini.
Tingginya minat terhadap e-business pada tahun 90-an didorong oleh kepercayaan bahwa hal tersebut akan membuka kesempatan menjadi sumber pendapatan baru baik bagi bisnis yang sudah berjalan maupun yang baru dimulai. Baik model business-to-consumer (B2C) maupun business-to-business (B2B) yang berkembang sebagai perusahaan traditional dan perusahaan e-commerce baru bergegas memasuki pasar online. Berikut beberapa kategori kesempatan penambahan revenue dari pemanfaatan e-business tersebut :
• Peningkatan Akses ke Pelanggan
• Peningkatan Penjualan ke Pelanggan
• Produk Berbasis Elektronik
Sebuah bisnis, baik itu B2C maupun B2B, dapat meningkatkan pendapatannya dengan jalan menjual produk atau layanannya kepada jumlah pelanggan yang lebih banyak. Bisnis selalu berusaha untuk mencari saluran penjualan yang baru, daerah penjualan yang baru, dan segmen yang baru dalam rangka mendapatkan pelanggan baru. E-business menawarkan cara-car baru yang powerful untuk mencapai tujuan tersebut.
Beberapa perusahaan bahkan melakukan kombinasi model “bricks and clicks”. Menurut pengamatan, pembeli masih menginginkan katalog tercetak dan toko di mana mereka bisa melihat-lihat dan menyentuh item-item tertentu dari produk, namun mereka membutuhkan saluran online untuk membutuhkan informasi secara praktis pada saat terdapat banyak pilihan item. Solusi yang optimal dapat mencontoh Wal-Mart yang melakukan penggabungan yang solid antara online sore dengan physical store.Beberapa perusahaan menggunakan saluran online sebagai ganti etalase toko retailnya. Salah satu contoh yang baik adalah perusahaan elektronik seperti Sony atau Palm. Perusahaan ini secara khusus tidak mempunyai toko retail dan menjual melalui toko-toko retail biasa. Namun mereka juga menawarkan produknya langsung melalui retail sales online. Hal ini memberikan akses kepada konsumen yang enggan datang ke toko retail ataupun yang tinggal di daerah di luar jangkauan toko retail konvensional.
Contoh e-business di Indonesia :
www.kaskus.com sebuah situs berbasis bulletin board service / forum yang diklaim menjadi “no.1 indonesian community”, termasuk juga forum jual dan beli (FJB). Dengan FJB, kaskus telah berkontribusi besar bagi dunia e-bisnis di Indonesia.
Saltanera Teknologi : adalah sebuah perusahaan penyedia solusi e-business yang berada di Indonesia. Menyediakan solusi bagi organisasi-organisasi yang dinamis. Solusi yang kami berikan kepada setiap client tidak hanya berdasarkan atas sudut pandang teknologi, melainkan juga dilihat dari sudut pandang bisnis.
Saltanera selalu fokus untuk mencari cara-cara baru yang dapat menggabungkan teknologi yang ada saat ini untuk dapat meningkatkan nilai kompetitif dari client kami. Kami akan membantu setiap client untuk menjadi lebih baik, lebih efektif, dan lebih efisien melalui pemanfaatan teknologi (http://id.saltanera.com).
Peristiwa “crash”-nya perusahaan-perusahaan berbasis internet (dotcom) pada kuartal pertama tahun 2000 dan krisis ekonomi dunia belakangan ini yang telah berpengaruh terhadap turunnya semarak industri teknologi informasi mendatangkan pertanyaan di kalangan praktisi manajemen mengenai prospek konsep e-Business di tanah air. Cara termudah mereka-reka prospek e-Business di masa mendatang adalah dengan cara melakukan analisa trend yang terjadi di lingkungan masyarakat bisnis di Indonesia. Walaupun secara umum trend yang terjadi terkait erat dengan kecenderungan perkembangan e-Business pada negara-negara lain di dunia, namun ada beberapa aspek yang unik terjadi di negara berkembang semacam Indonesia. Melalui berbagai kajian terhadap perkembangan e-Business yang terjadi sepanjang 5 tahun terakhir, dapat disimpulkan berbagai kecenderungan yang dapat menggambarkan paling tidak 10 prospek e-Business di Indonesia.
e-Business Type
Dilihat dari jenis e-Business, nampaknya perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis (digital relationship) jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan cara yang sama untuk melakukan perdagangan atau transaksi jual beli (e-Commerce). Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis nampak bagi perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan koperasi digital yang terjadi pada backoffice. Sebutlah misalnya konsep backoffice semacam e-Procurement, e-Supply Chain, ERP, dan lain sebagainya yang pada prinsipnya dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara divisi maupun antara perusahaan dengan mitra bisnisnya. Kecenderungan meningkatnya jenis e-Business ini didasarkan pada suatu riset yang mengatakan bahwa ternyata kurang lebih 40% dari biaya total perusahaan habis dialokasikan untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas informasi secara konvensional.
Community
Berdasarkan pengalaman, agaknya lebih mudah menciptakan kebutuhan (demand creation) kepada kalangan generasi muda, dibandingkan dengan usaha untuk merubah pola hidup para generasi dewasa dan tua untuk mulai menggunakan berbagai teknologi informasi berbasis internet. Dengan kata lain, sukses terbesar lebih mudah diperoleh bagi mereka yang berkonsentrasi pada e-Business untuk menciptakan produk atau jasa yang dapat dijual kepada kalangan baru ini (net generation) karena teknologi informasi telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup mereka. Jika perusahaan tetap ingin mencoba untuk menjual produk atau jasa kepada pasar lama (pengguna dewasa dan generasi lama), maka harus mencoba menggunakan medium teknologi konvensional untuk menjualnya, seperti melalui telepon atau faksimili. Contohnya adalah dengan menjual fasilitas jasa semacam chatting atau game kepada para mahasiswa dan remaja; sementara untuk para orang tua ditawarkan fasilitas SMS (Short Message System) melalui medium handphone.
Content
Dengan adanya internet, ternyata yang paling banyak mengeruk keuntungan secara finansial bukanlah para pengguna individual (end users), melainkan sejumlah perusahaan yang membutuhkan berbagai informasi yang tersedia di internet sebagai bahan baku langsung maupun tidak langsung terhadap produk atau jasa yang diciptakan perusahaan tersebut. Contohnya adalah menjamurnya berbagai koran-koran yang terbit di daerah-daerah tingkat dua di tanah air, yang sebagian besar beritanya ternyata diambil dari informasi yang didapat oleh para wartawannya melalui internet. Contoh lain yang telah mendatangkan industri tersendiri adalah penjualan ribuan CD (Compact Disc) yang berisi program-program gratis (freeware) yang dapat didownload dengan mudah dan cuma-cuma dari situs semacam www.download.com. Dengan dipergunakannya internet sebagai medium infomediary ini, maka jelas terbuka peluang bagi e-Business yang dapat memberikan isi atau jenis data maupun informasi (content) yang eksklusif bagi yang membutuhkan dan menjualnya dengan harga premium (semacam Reuters, AOL, atau Compuserve). Content yang dijual tersebut dapat diperjual-belikan dalam bentuk data mentah, maupun yang telah diolah menjadi informasi dan/atau knowledge yang memiliki value atau nilai tinggi.
Technology Devices
Lambat laun, teknologi berkomunikasi digital melalui PC akan ditinggalkan karena peralatan tersebut dinilai cukup sulit untuk dipelajari dan digunakan oleh kaum awam. Sebagai penggantinya, sejumlah teknologi pervasive computing (barang elektronik dengan teknologi digital dan mikroprosesor di dalamnya) yang mudah dibawa kemana-mana (mobile) akan secara luas dipasarkan. Yang belakangan ini telah menjadi trend adalah PDA (Personal Digital Assistant) atau Palm OS Organizer yang memungkinkan pengguna untuk melakukan hubungan langsung ke internet dan melakukan browsing dari alat-alat tersebut. Dengan kata lain, peluang eBusienss terbuka lebar bagi mereka yang bergerak pada penyediaan berbagai perlengkapan teknologi, hardware maupun software, yang berkaitan langsung dengan kebutuhan di atas. Sebutlah misalnya teknologi berbasis WAP (Wireless Application Protocols) akan menjadi primadona dalam waktu dekat ini; terlebih-lebih jika melihat geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Access Channels
Berkembangnya teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) semacam internet dan website menawarkan berbagai keuntungan bagi perusahaan yang berniat mengimplementasikan kanal akses tersebut. Dengan mempertimbangkan bahwa teknologi tersebut masih tergolong baru dikenal di negara berkembang, maka perusahaan cenderung memperlakukan teknologi tersebut sebagai media alternatif dalam berkomunikasi (internal maupun eksternal) disamping media konvensional lain yang masih efektif dipergunakan. Jika pada akhirnya mereka yang berkepentingan secara perlahan-lahan beralih mempergunakan teknologi yang baru, maka perusahaan akan secara gradual mulai meninggalkan media konvensional yang cenderung lebih lambat dan mahal. Contohnya adalah ATM yang dipergunakan oleh industri perbankan yang masih “co-exist” dengan kehadiran teller dan kantor cabang. Namun di beberapa tempat dimana pelanggan mulai terbiasa melakukan transaksi melalui ATM, maka keberadaan kantor cabang dapat mulai ditiadakan. Melihat kenyataan ini, maka perusahaan e-Business yang dapat menyediakan berbagai cara untuk menunjang pengembangan kanal akses-kanal akses baru akan memiliki pasar yang relatif besar di industri.
Regulation
Dengan berpegang pada prinsip bahwa e-Business berkaitan erat dengan serangkaian aktivitas pencarian laba finansial (wealth maximization), maka pemerintah Indonesia akan mengikuti negara-negara maju lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip pengaturan (regulasi) e-Business yang kondusif. Seperti yang terjadi di Indonesia, e-Business akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pelaku bisnis yang mayoritas dipegang oleh industri swasta. Karena mekanisme peraturan akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mayoritas pelaku bisnis, maka perusahaan-perusahaan yang sejauh ini bergantung pada perlindungan pemerintah harus mulai merubah strateginya. Dalam sebuah arena dimana peraturan akan ditentukan oleh pasar (self regulated market), maka peluang sukses terbesar hanya akan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan e-Business yang benar-benar memiliki keuggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan para pesaingnya.
Organization
Kajian yang mendalam terhadap fenomena e-Business di tanah air memperlihatkan bahwa tantangan implementasi konsep baru ini lebih dikarenakan alasan-alasan sosiologis dibandingkan dengan aspek teknologinya. Artinya, faktor-faktor budaya, pendidikan, sosial, dan perilaku memegang peranan penting yang menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan teknologi informasi di dalam perusahaan. Dengan berpegang pada prinsip “old habit is hard to die” dan “people are hard to change”, maka aspek manajemen perubahan (change management) harus benar-benar diperhatikan pelaksanaannya. Kenyataan ini sebenarnya merupakan prospek e-Business yang sangat besar untuk digarap, karena terbukti bahwa mereka yang mampu membantu perusahaan untuk dapat secara efektif bertransformasi ke konsep e-Business akan dipercaya oleh manajemen dalam mengembangkan konsep tersebut di perusahaannya. Artinya, peluang besar akan diperoleh oleh perusahaan yang memiliki pendekatan dan metodologi e-Business yang sesuai dengan tantangan sosiologis yang terdapat pada perusahaan-perusahaan tradisional.
Change Strategy
Transformasi dari model bisnis konvensional menuju e-Business adalah permasalahan metodologi perubahan. Perusahaan-perusahaan di negara-negara berkembang, karena alasan budaya dan aspek-aspek lainnya, lebih memilih metode evolusi dibandingkan dengan revolusi dalam mengimplementasikan perubahan tersebut. Yang menjadi pertimbangan utama tidak saja dari segi efektif tidaknya penerapan konsep baru di dalam organisasi, namun lebih jauh berkaitan dengan besar-kecilnya resiko yang harus dihadapi perusahaan dalam masa transisi tersebut (misalnya berkaitan dengan model bisnis baru yang ingin diimplementasikan). Hal ini berarti merupakan prospek besar bagi mereka yang memiliki metode penerapan e-Business secara bertahap, terbukti efektif, dan memiliki resiko kegagalan yang kecil. Dalam kaitan ini, seringkali perusahaan e-Business bekerja-sama dengan perusahaan konsultan manajemen untuk membangun metodologi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan tertentu.
Business Process
Dari sekian banyak perusahaan e-Business yang berkembang di tanah air, terbukti bahwa perusahaan yang sukses ternyata diraih oleh mereka yang mampu mengawinkan konsep traditional physical value chain (rangkaian proses bisnis konvensional) dengan virtual value chain (rangkaian proses bisnis virtual). Di mata pelanggan e-Business, ada tiga alur yang sangat penting, yaitu alur produk atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen jual-beli, dan alur pembayaran transaksi. Dapat dilihat di sini bahwa alur produk atau barang biasanya ditangani oleh rangkaian proses bisnis konvensional (gudang dan distribusi), sementara untuk alur informasi dan pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet). Untuk dapat sukses, perusahaan harus handal dalam menangani ketiga alur entiti tersebut. Prospek besar tersedia bagi mereka yang memiliki produk atau jasa berkaitan dengan penggabungan traditional physical value chain dengan virtual value chain seperti yang dikemukakan di atas.
System Approach
Aspek terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan adalah kenyataan bahwa e-Business baru dapat berkembang jika komponen-komponen lain dalam lingkungan sistem e-Business turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Apalah artinya sebuah komunitas internet yang besar dan kebutuhan transaksi e-Commerce yang tinggi misalnya, namun tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan jaminan keamanan yang memadai bagi para pelaku e-Business. Dengan kata lain, kesempatan berbisnis masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat menutupi kepincangan-kepincangan perkembangan sistem e-Business secara keseluruhan ini, terutama yang menyangkut mengenai infrastruktur dan suprastruktur e-Business di Indonesia.

BAB III
KESIMPULAN
E-Buisiness menawarkan banyak variasi saluran baru ataupun pengembangannya dan peluang-peluang lain untuk menumbuhkan pendapatan perusahaan. Perusahaan dapat melakukan eksploitasi aspek global dari World Wide Web untuk mendapatkan pelanggan baru di lokasi baru semudah mereka melayani pelanggan lokal. Sifat dasar media online sangat cocok untuk pembuatan dan pengiriman produk atau layanan online yang terdapat dalam lingkup e-commerce (online gaming, music download, dll.). Tantangan dari e-business adalah menciptakan model business online sebagai kebiasaan dan mengubahnya sebagai sumber pendapatan.

Kamis, 13 Agustus 2009

Tugas 2 (Kelompok) MM e-business

TUGAS 2 (Kelompok)
MM E-BUSINESS
Didit Damur Rochman, S.T., M.T.
Taufiq Ikbarsyah 1.415.008 www.onlytaufiq.blogspot.com
Bertha Hetty W 1.415.012 www.hettybertha.blogspot.com
Dasono 1.415.016 www.darsonoak.blogspot.com
Anton Trienda 1.415.021 www.antontrienda.blogspot.com
Fian Adi Nugraha 1.415.024 www.fianadinugraha678.blogspot.com
Herdi Pratesya 1.415.026 www.pratesyasuhro.blogspot.com
Utis Sutisna 1.415.P27

I. Pendahuluan
Perusahaan kami bernama Mbig , yaitu suatu perusahaan yang bergerak di bidang fashion khususnya pakaian jadi berukuran besar. Saat ini kebanyakan malll ataupun toko pakaian menjual ukuran pakaian paling besar XXL atau ukuran 17, itupun jarang sekali, paling-paling harus membeli ke outlet yang mempunyai ukuran luar negeri dengan resiko model yang itu-itu saja dan harga yang lumayan mahal. Disinilah perusahaan kami akan berperan dan memposisikan produk kami sebagai alternatif pakaian untuk orang dengan jenis tubuh besar atau lebih dikenal big size, dilengkapi dengan model terbaru yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin serta didukung dengan harga yang terjangkau.

Nama Mbig mengandung banyak arti , huruf M berasal dari kata Mister dan Miss atau yang bahasa Indonesianya Tuan dan Nyonya, hal ini menunjukan produk dari perusahaan kami ditujukan untuk kedua jenis kelamin tersebut. Huruf M juga mengandung makna multiple yang artinya berkali lipat, karena ukuran baju kami jelas berkali-kali lipat dari ukuran yang biasanya ada. Sedangkan kata big diambil atas arti kata besar yang mengandung makna besar untuk ukuran tubuh dan jenis pakaian yang kami sediakan, juga besar perusahaannya, dengan harapan perusahaan ini akan tumbuh berkembang pesat.

Perusahaan ini dibangun atas dasar banyaknya orang yang mempunyai ukuran badan besar namun kesulitan untuk mencari pakaian yang cukup untuk tubuh mereka. Oleh karena itu, apabila pelanggan menginginkan model tertentu dan tidak tersedia stoknya di Mbig store maka kami dapat membuatkannya atau lebih dikenal dengan nama custom made. Kami juga memberikan pelayanan konsultasi fashion saat pelannggan datang ke Mbig store sebagai langkah pelayanan prima kami seperti mix and match, what to wear, how to use, sehingga pelanggan akan tetap datang dan merasa percaya diri saat menggunakan pakaian dari toko kami.

Sebagai usaha promosi kami, selain menyebarkan informasi kepada clien, saat ini kami sedang membuat website dengan domain nama kami sendiri. Dalam website ini, akan dimuat berbagai jenis model pakaian dengan harganya, sehingga pelanggan dari luar kota atau bahkan luar negeri dapat mengaksesnya untuk melihat dengan harapan mengordernya via website tersebut. Selain itu website ini juga menyediakan pelayanan tanya jawab atau konsultasi fashion untuk pelanggan yang tidak dapat mengunjungi Mbig store kami. Oleh karena itulah kami membutuhkan nama domain yang simple dan mudah diingat oleh pelanggan. Sarana yang kami pilih adalah blogspot, karena selain mudah daya aksesnya lumayan cepat.

II. Pembahasan
Custom Domain merupakan nama domain pilihan yang bisa digunakan sebagai alternative menggantikan nama blog kita diblogger (blogspot). Kita bisa menggantikan alamat namablog.blogspot.com dengan namablog.com atau .net, .info, .org, .web.id, atau dengan nama domain lainnya. Kita bisa menggantikan alamat namablog.blogspot.com dengan namablog.com. Dengan menggunakan domain sendiri tentu blog akan terlihat lebih profesional dan terlihat lebih serius dalam pengelolaannya, setidaknya sebagai bukti bahwa kita serius dalam mengelola blog milik kita sendiri.

Sebuah domain name (contoh : www.mbig.com) adalah identitas anda yang unik di Internet. Setelah mempunyai domain maka sebetulnya dapat dengan mudah mendaftarkan alamat IP situs ke InterNIC http://www.internic.net atau berbagai servis domain registration. Beberapa servis hosting akan menawarkan "pseudo domain name" yang artinya mereka akan meletakan alias di komputer mereka supaya tampaknya seperti domain name betulan, padahal tidak. Masalahnya jika domain name tersebut tidak di registrasikan di InterNIC maka akan ada saja orang yang akan mencuri domain tersebut - padahal kita sudah menggunakannya selama beberapa bulan atau tahun.

Untuk membeli domain tidak mahal, kita hanya membutuhkan dana sekitar 60-150 ribu per tahun ( Harga jasa hosting dan domain bisa berbeda tergantung dimana kita melakukan pendaftaran). Biaya pendaftaran domain name sekitar US$70 untuk dua tahun pertama dan US$35 untuk setiap tahun selanjutnya. Banyak ISP yang dapat membantu anda untuk meregistrasikan domain yang anda inginkan dengan meminta sedikit uang jasa.

Proses registrasi nama domain tidak sulit dan tidak banyak memakan waktu. Setelah kita melakukan registrasi pada layanan tempat kita domain selanjutnya kita cukup meluangkan waktu sebentar ke ATM atau Bank terdekat untuk proses pembayaran. (agar lebih mudah dalam proses pendaftaran dan pembayaran lebih baik mencari penyedia layanan hosting di kota sendiri)

Apabila kita sudah mempunyai domain, maka kita tidak harus hosting karena kita hanya membutuhkan domain saja sedangkan hosting-nya terjadi apabila sudah mempunyai hosting sendiri blogger memberikan kita kemudahan dengan mengarahkan ke server FTP eksternal.

Untuk mengecek nama domain bisa disearch google dengan kata kunci "domain lookup". Cara daftar nama domainnya bisa dicari dengan mudah yaitu mencari di google dengan kata kunci "hosting murah"atau "nama domain murah". Setelah membeli domain kita Tinggal melakukan setting ke penyedia layanan DNS server gratis dan sedikit melakukan konfigurasi di blogger.

Jika sudah membeli dan memiliki nama domain sendiri sekarang saatnya kita melakukan konfigurasi. Ada 3 hal utama yang harus kita perhatikan, yang pertama yaitu mendafar ke layanan DNS gratis, disarankan sebaiknya kita memilih dan menggunakan layanan DNS gratis dibawah ini, jangan khawatir semua alamat dibawah langsung direkomendasikan oleh blogger.
ü GoDaddy.com
ü ix web hosting
ü 1and1
ü EveryDNS.net
ü Yahoo!SmallBusiness
ü No-IP
ü DNS Park

Pada pilihan diatas disarankan menggunakakan DNS Park sebagai server, karena fitur yang cukup lengkap. DNS Park mempunyai 3 langkah mudah melakukan Custom Domain:

Pertama, mendaftar pada layanan DNS gratis, atau pilih saja layanan DNS Park :
1) Klik link ini untuk daftar https://www.dnspark.net/register/
2) Isikan identitas kita pada formulir yang disediakan
3) Jika sudah tinggal lakukan proses login
4) Kemudian pada Configuration Menu -> pilih DNS Hosting -> Add Domains
5) Pilih yang no 2 yaitu Enter a domain:
6) Kemudian pada Enter new domain: masukan nama domain kita tanpa www ( contoh: mbig.com)
7) Jika sudah lalu tekan tombol "Add now" sampai disini nama domain kita telah disimpan
8) Kemudian pada Domain List -> pilih nama domain yang baru kamu masukan.
9) Lalu klik Alias Records
10) Kemudian tuju ke tulisan Add new alias records for (contoh: mbig.com) masukan www pada Host Name dan ghs.google.com pada Destination Name
11) Jika sudah klik tombol Add Alias Contoh tampilan output dari nama alias
12) Sampai disini konfigurasi untuk DNS sudah selesai.

Kedua, setelah kita melakukan setting pada DNS server sekarang yang dilakukan yaitu melakukan setting pada Domain Manage, yang harus diingat setting pada domain manage biasanya berbeda tergantung layanan domain service dimana kita melakukan registrasi, namun rata-rata pada domain manage mempunyai setting untuk mengarahkan nama domain ke server tujuan yang akan digunakan. Karena contohnya menggunakan layanan DNS Park maka nama server tujuan untuk domain yang akan digunakan adalah sebagai berikut: ns5.dnspark.net ns3.dnspark.net ns2.dnspark.net ns1.dnspark.net ns4.dnspark.net

Ketiga, Setting pada Blogger Pilih tab Pengaturan -> Publikasikan -> arahkan pada "Domain Anda" kemudian masukan nama domain. contoh : www.mbig.com atau blog.mbig.com

Setelah semua proses diatas kita tidak bisa langsung mengakses nama domain, waktu yang perlukan mungkin sedikit lama bisa sampai 1x24 jam bahkan pada beberapa informasi ada yang sampai 48 jam. Sering-sering saja melakukan ping atau melakukan pengecekan berkala dengan mengetikan manual pada web browser atau bisa mengunakan tools WinMTR jika diperlukan.

Apabila menemukan pesan dibawah ini :
This domain is currently dormant
Please contact your registrar and have the domain properly delegated to the nameservers listed for the domain domainkamu.com and ensure the services will not be suspended. All free services will remain dormant until the nameservers at your registrar recognize DNS Park as authoritative for the zone.
berarti kita diminta untuk segera mengubah arah DNS server pada DOMAIN milik kita dengan alamat ini ns5.dnspark.net ns3.dnspark.net ns2.dnspark.net ns1.dnspark.net ns4.dnspark.net

Keuntungan dan Kerugian Custom Domain
Keuntungan :
· Kita memiliki alamat domain sendiri , tentu terlihat lebih menarik dan terlihat lebih serius dalam mengelola blog.
· Tidak perlu hosting ke tempat lain cukup hosting di blogger saja, kita dapat menggunakan server FTP eksternal jika dinginkan.
· Tidak perlu bayar hosting dan kehabisan Bandwidth, cukup bayar domain saja pertahun.

· Kita tidak akan kehilangan pengunjung, karena blogger tetap akan mengarahkan (redirect) pengunjung ke alamat domain yang baru (Contoh: http://mbig.blogspot.com)
· Kita tidak dipusingkan masalah konfigurasi MySQL, PHP, Java, Flash dan lain-lain.
· Tetap bisa melakukan setting penuh terhadap blogger. Hal ini cukup aman dari serangan Spy, Phishing, FTP hack, Deface, SQL Inject, Google Hack. Kita masih tetap aman selama pada zone blogger (blogspot) namun berbeda jika kita menggunakan server FTP eksternal dengan hosting pribadi -> Catatan : cukup aman belum tentu aman.
· Of course, FTP publishing is still available if you'd like to do your own hosting, but using a custom domain gives you a ton of advantages:
ü Simpler to set up
ü You don’t have to muck around with FTP paths and file names
ü Fast publishing, there’s no waiting for files to upload to a hosting provider
ü Drag-and-drop template editing, you can use the new Blogger’s new template features.
ü Access control If you'd like, only let people you choose read your blog.

Kerugian :
· Kita akan kehilangan nilai page ranking dari Google.
· Kita perlu mengubah kembali link banner dengan alamat yang baru.
· Akan kehilangan Ranking alexa, Ranking Technoraty dan Ranking yang lain, sehingga kita harus mendaftar ulang ke Search Engine.
· Blog kita akan seperti bayi yang baru lahir.
· Ada sedikit masalah pada image header yang tidak muncul setelah custom domain

Namun kerugian tersebut pasti ada jalan keluarnya dengan solusi sebagai berikut :
· Daftarkan ulang segera pada search engine dan directory (cukup Google, Yahoo, Dmoz) dan directory ranking lainnya jika diperlukan.
· Mintalah segera pada blogger sahabat untuk mengganti nama blog lama dengan domain baru, jika tidak blog kita akan mengalami kebocoran nilai page ranking
· Jangan takut kehilangan nilai Page ranking, sekali lagi nilai page ranking tidak terlalu berpengaruh pada ranking halaman search engine (terutama google), banyak blogger yang blognya sudah terkenal takut untuk melakukan custom domain, pemikiran yang salah memang, padahal pada kenyataannya mereka tidak akan kehilangan pengunjung sama sekali.
· Jangan ragu untuk melakukan custom domain semua proses akan kembali seperti semula setelah beberapa minggu, terutama pada index halaman search engine.

III. Kesimpulan
Pada saat kita memutuskan untuk membangun situs web, pada saat itu kita memutuskan untuk mencari rumah untuk situs web yang akan di bangun. File web tersebut mau tidak mau harus di letakan di sebuah server web yang tersambung ke internet 24 jam sehari. Komputer / server tersebut dapat berupa komputer di rumah atau kantor, atau menggunakan servis web hosting yang marak di Internet. Memang servis web hosting akan menangani berbagai hal teknis yang berkaitan dengan web server, sehingga kita bisa mengkonsentrasikan diri pada pengembangan content. Pada masing-masing pilihan selalu ada pro dan kontra yang harus di perhitungkan baik-baik.

Apabila menggunakan hosting maka dapat menggunakan pilihan Rumahweb dimana Rumahwebtermasuk jasa hosting murah yang terbaik, sebaiknya kita memilih jasa hosting mereka. Rumahweb juga menyediakan program affliate dimana jika kita memiliki website, Anda tinggal memasang text link atau banner mereka di website kita.

Referensi : Http://www.o-om.com

Jumat, 05 September 2008

Executive Summary Peningkatan Kepuasan Pelanggan di Hotel dengan Penerapan Sistem Informasi Terintegrasi

Oleh
Fian Adi Nugraha
1.415.024
Angkatan XVI MM Widyatama


Banyak hotel terutama yang berskala Internasional sudah menyediakan pelayanan Reservation Online. Tetapi masih banyak juga beberapa hotel menengah dan kecil yang belum memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menambah nilai kepuasan tamu hotel. Dengan daya saing yang semakin ketat dalam bisnis perhotelan maka hotel-hotel berskala bawah dan menengah harus dapat melakukkan persaingan untuk mendapatkan pelanggan.Dengan penerapan Sistem Teknologi Informasi terintegrasi pada sebuah hotel banyak memberikan manfaat yang banyak bagi pihak manajemen hotel antara lain :

RESERVATION
Modul Reservation adalah sistem yang dibuat untuk membantu proses proses pencatatan reservasi hotel.
Dengan modul ini data-data reservasi hotel akan terkumpul secara komputerisasi dan juga kegiatan reservasi tersebut dapat terkontrol dan termonitor secara effektif dan effisien.

SERVICE
Modul Service adalah sistem yang dibuat untuk pencatatan service untuk setiap kamar. Dengan modul ini da a-data service kamar hotel akan terkumpul secara komputerisasi dan juga kegiatan Service tersebut dapat terkontrol dan termonitor secara effektif dan efficient.

CHECK-IN
Modul Check-In yang disiapkan sebagai tools untuk pencatatan Check-In. Dengan modul ini data-data Check-In tamu hotel akan terecord secara tepat dan akurat.

CHECK-OUT
Modul Check-Out disiapkan untuk pencatatan Check- Out. Dengan modul ini data-data Check-Out tamu hotel akan terecord secara tepat dan akurat.

BILLING
Modul Billing merupakan fasilitas yang disediakan untuk Informasi billing untuk setiap kamar. Melalui modul ini diharapkan perusahaan terutama bagian Finance dapat dengan mudah dan lebih akurat dalam menilai proses billing sehingga tingkat kesalahan yang diakibatkan oleh human error dapat diminimalkan.

HOUSE KEEPING
Modul House Keeping merupakan fasilitas yang disediakan untuk pencatatan dan status setiap kamar. Modul ini akan membrikan informasi status setiap kamar secara cepat, tepat dan akurat .

ADMINISTRATION
Modul Administration adalah sebuah system terintegrasi yang memberikan beberapa informasi antara lain:
Setup : Skema pengaturan sistem hotel
Visitor Profile : Informasi tamu-tamu hotel
Reports : Informasi dan laporan-laporan
Finance : Neraca, Rugi-laba, Pembukuan keuangan dan lainnya
Melalui modul ini pengelola Hotel terutama bagian admin & finance akan akan secara cepat, tepat, akurat, efektif dan effisien dalam melaksanakan tugasnya masing-masing

Executive Summary Peningkatan Kepuasan Pelanggan di Hotel dengan Penerapan Sistem Informasi Terintegrasi

Oleh
Fian Adi Nugraha
1.415.024


Banyak hotel terutama yang berskala Internasional sudah menyediakan pelayanan Reservation Online. Tetapi masih banyak juga beberapa hotel menengah dan kecil yang belum memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menambah nilai kepuasan tamu hotel. Dengan daya saing yang semakin ketat dalam bisnis perhotelan maka hotel-hotel berskala bawah dan menengah harus dapat melakukkan persaingan untuk mendapatkan pelanggan.Dengan penerapan Sistem Teknologi Informasi terintegrasi pada sebuah hotel banyak memberikan manfaat yang banyak bagi pihak manajemen hotel antara lain :

RESERVATION
Modul Reservation adalah sistem yang dibuat untuk membantu proses proses pencatatan reservasi hotel.
Dengan modul ini data-data reservasi hotel akan terkumpul secara komputerisasi dan juga kegiatan reservasi tersebut dapat terkontrol dan termonitor secara effektif dan effisien.

SERVICE
Modul Service adalah sistem yang dibuat untuk pencatatan service untuk setiap kamar. Dengan modul ini da a-data service kamar hotel akan terkumpul secara komputerisasi dan juga kegiatan Service tersebut dapat terkontrol dan termonitor secara effektif dan efficient.

CHECK-IN
Modul Check-In yang disiapkan sebagai tools untuk pencatatan Check-In. Dengan modul ini data-data Check-In tamu hotel akan terecord secara tepat dan akurat.

CHECK-OUT
Modul Check-Out disiapkan untuk pencatatan Check- Out. Dengan modul ini data-data Check-Out tamu hotel akan terecord secara tepat dan akurat.

BILLING
Modul Billing merupakan fasilitas yang disediakan untuk Informasi billing untuk setiap kamar. Melalui modul ini diharapkan perusahaan terutama bagian Finance dapat dengan mudah dan lebih akurat dalam menilai proses billing sehingga tingkat kesalahan yang diakibatkan oleh human error dapat diminimalkan.

HOUSE KEEPING
Modul House Keeping merupakan fasilitas yang disediakan untuk pencatatan dan status setiap kamar. Modul ini akan membrikan informasi status setiap kamar secara cepat, tepat dan akurat .

ADMINISTRATION
Modul Administration adalah sebuah system terintegrasi yang memberikan beberapa informasi antara lain:
Setup : Skema pengaturan sistem hotel
Visitor Profile : Informasi tamu-tamu hotel
Reports : Informasi dan laporan-laporan
Finance : Neraca, Rugi-laba, Pembukuan keuangan dan lainnya
Melalui modul ini pengelola Hotel terutama bagian admin & finance akan akan secara cepat, tepat, akurat, efektif dan effisien dalam melaksanakan tugasnya masing-masing

Senin, 01 September 2008

EKSEKUTIF SUMMARY PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMASARAN

Oleh
Fian Adi Nugraha
1.415.024
Angkatan XVI MM Widyatama

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang pesat memicu terciptanya model-model bisnis baru. Kenyataan ini di satu sisi telah membantu perusahaan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan menemukan peluang bisnis baru dan menciptakan keunggulan kompetitif. Di sisi lain teknologi informasi seperti internet telah membawa perusahaan masuk dalam area persaingan yang lebih ketat yaitu persaingan global. Intinya siap atau tidak siap perusahaan dipaksa untuk menggunakan teknologi informasi jika ingin tetap bertahan.
Tekanan Bisnis dan Teknologi Informasi
Turban menjelaskan bagaimana organisasi mendapatkan tekanan bisnis. Tekanan bisnis dapat menyebabkan perusahaan jatuh dan akhirnya mati. Penggunaan teknologi informasi sebagai pendukung perusahaan mutlak dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan lalu mengatasi tekanan tersebut dan akhirnya keluar menjadi pemenang.
Pemasaran dan Tekanan Bisnis
Celakanya sekarang ini fungsi pemasaran memiliki cirta buruk bukan dari segi teori tetapi dari segi praktek. Pemasaran telah mengalami penyempitan arti dari yang seharusnya Pemasaran 4P – Product, Price, Place, Promotion – menjadi Pemasaran 1 P yaitu Promotion. Penyempitan arti pemasaran sebagai fungsi promosi (1P) yang menyebabkan 75 persen dari produk baru, jasa dan bisnis mengalami kegagalan (Kotler, Philip).
Perangkat Analisis Pasar
Analisis pasar dilakukan untuk memahami pasar yang sudah ada dan menemukan pasar atau peluang yang baru. Ada beberapa metode teknologi informasi yang dapat diterapkan. Pilihan ini tentu harus disesuaikan dengan ketersediaan dan tingkat penetrasi teknologi informasi pada perusahaan.
a). Data Mining
b). Bisnis online dan survey berbasis Web
Peran IT dalam Pemasaran 5 (lima) tahun kedepan
Selaras dengan perkembangan teknologi informasi banyak bentuk promosi yang dilakukan. Pada umumnya model promosi tersebut menggunakan pola-pola viral marketing, yang bertumpuh pada kekuatan komunitas. Jadi ini merupakan bentuk-bentuk pemasaran terafiliasi dan colaborative.
a. Email Marketing
b. Buzz Marketing
c. Search Engine Marketing
KESIMPULAN
Seperti yang ditegaskan oleh Kotler, pengguna teknologi untuk bisnis merupakan sebuah keharusan. Dijaman perekonomian digital, tidak menerapkan teknologi informasi sama saja dengan membiarkan perusahaan mati perlahan. Dalam realisasinya dengan pemasaran, teknologi informasi terbukti memiliki berbagai tools dan metode dalam hal membantu pemasaran dari tahap analisis sampai pada pencintaan produk, penentuan harga, target dan promosi.

Sumber www.ikalunib.id

Selasa, 15 Juli 2008

Seberapa Jauh Peran TI Terhadap Bisnis dan Seberapa Pentingnya TI Terhadap Bisnis

Mengenal model-model serta perspektif kesejajaran hubungan bisnis dan TI merupakan langkah awal mengenal, sampai seberapa jauh potensi pengembangan TI dapat dilakukan dalam sebuah organisasi bisnis. Tahap ini penting untuk dilakukan, mengingat semakin ketatnya persaingan pasar, serta pengembangan bisnis yang juga semakin sulit. Belum lama ini, penulis melakukan sebuah presentasi mengenai IT Consolidation di hadapan beberapa pejabat eksekutif sebuah grup perusahaan farmasi nasional. Presentasi ini dilakukan dalam kaitan usaha perusahaan tersebut, sebut saja CDA, melakukan konsolidasi infrastruktur dan sumber daya TI-nya, menyusul sebuah merger usaha yang dilakukan CDA sebelumnya. Konsolidasi difokuskan pada pengurangan jumlah Data Center, yang menjadi hanya satu. Seperti yang kita banyak ketahui saat ini, merger dan akuisisi tidak hanya dilakukan oleh banyak perusahaan asing di luar sana, namun juga banyak terjadi di tanah air kita ini. Yang menarik dalam kesempatan presentasi tersebut adalah sebuah pertanyaan yang diajukan oleh seorang direktur.

Pertanyaannya sangat sederhana, yaitu mengenai apa peran TI yang pantas untuk bisnis CDA, sebagai enabler atau driver. Membutuhkan waktu sejenak untuk merenungkan pertanyaan tersebut, sebelum akhirnya penulis menjawab, "What would you like?". Sang direktur memang memiliki latar belakang TI, namun karena pengalamannya serta kemampuannya, beliau saat itu menduduki jabatan fungsional di bisnis inti CDA. Secara strategis, beliau memang diposisikan sebagai champion dari proyek konsolidasi TI yang akan dilakukan CDA. Dan karena posisinya itu, jawaban yang tepat harus diberikan, karena sukses tidak nya proyek konsolidasi TI tersebut sedikit banyak akan tergantung pada peranan sang champion.
Penulis sebenarnya tidak tahu, apakah jawaban yang penulis berikan tersebut tepat atau tidak tepat. Pertimbangan penulis pada saat itu, mengembalikan pertanyaan dengan pertanyaan lagi adalah agar peserta presentasi lainnya, pada saat itu mendengar secara langsung jawaban dari sang direktur. Karena penulis pikir, apapun pilihannya akan punya efek yang positif bagi seluruh peserta presentasi, khususnya dari CDA. Jika sang direktur memilih jawaban enabler, itu bagus bagi CDA, sedangkan jika sebagai driver itu juga bagus untuk CDA. Apapun jawabannya, sang direktur telah mengungkapkan secara prinsip pendapatnya mengenai peranan TI di CDA. Karena pilihannya hanya dua, sang direktur benar-benar tidak punya pilihan lain selain menunjukkan komitmennya, baik ke proyek yang akan dijalankan maupun kepada seluruh peserta presentasi, yang notabene adalah pejabat dan staf TI di CDA.


Enabler atau Driver?
Kembali kepada pilihan di atas, enabler atau driver, di mana peran TI sesungguhnya dalam sebuah organisasi bisnis, seperti CDA pada contoh di atas. Sebenarnya yang bisa dilakukan untuk menjawab peran TI tersebut adalah pertama, mengamati di industri mana TI tersebut beroperasi, dan kedua, bagaimana proses-proses bisnis dilakukan sehari-hari. Ambil contoh di atas. Dalam industri farmasi, khususnya di Indonesia, menurut penulis, TI adalah enabler, setidaknya untuk saat ini, dan bisa didebatkan. Mengapa? Karena TI tidak mendefi nisikan bagaimana perusahaanperusahaan farmasi di Indonesia melakukan bisnisnya. TI lebih banyak digunakan sebagai sebuah komponen pendukung suksesnya bisnis. Ambil contoh lagi dalam industri ritel buku, misalnya ada dua perusahaan, yang pertama menjual buku dengan membuka toko di sebuah mal, dan yang kedua dengan membuka sebuah situs web komersial. Untuk perusahaan pertama, TI secara sederhana adalah sebagai enabler, namun untuk perusahaan kedua, TI jelas adalah sebagai driver, driver yang menentukan bagaimana bisnis perusahaan tersebut akan dilakukan dan dikembangkan.

General
Strategic Alignment Model.

Business Scope Distinctive Competencies Govermance Technology Scope Systemic Competencies IT Govermance Operations IT Infrastructure Infrastructure Process Skills Process Skills

Business strategy Organisational infrastructure and processes IT infrastructure and processes IT strategy Strategic fit Functional integration


Sebagai enabler, TI memungkinkan bermacam obj ektif, dan tujuan bisnis tercapai dengan lebih efektif dan efi sien. Bagi perusahaan pertama, TI memungkinkan pengendalian stok buku dilakukan dengan lebih tepat, dan pengelolaannya benar. Begitu pula TI juga dapat digunakan untuk menganalisis berbagai perilaku pelanggan pembeli buku, sehingga perusahaan pertama dapat lebih memfokuskan usaha-usaha penetrasi pasarnya. Jadi dari perspektif ini, TI adalah komponen pendukung dan penunjang berjalannya proses-proses bisnis internal perusahaan. Sebagai driver, TI mengarahkan dan memiliki peran secara langsung bagi perusahaan, dalam meningkatkan keuntungan dan pendapatan bisnis. Dalam contoh perusahaan ritel buku kedua di atas, komponen TI sangat kental ikut mendefi nisikan bisnis perusahaan ini. Proses pemasaran dilakukan melalui Internet, proses transaksi juga dilakukan melalui media yang sama. ‘Toko’-nya pun juga berada di dunia maya. Dengan kata lain, jika Internet bisa di-shutdown, perusahaan ini pun akan terkena dampaknya. Jika kita kembalikan lagi TI sebagai enabler, peran TI adalah secara tidak langsung mendukung fungsi bisnis lain dalam meningkatkan keuntungan dan pendapatan bisnis. Apapun yang terjadi di Internet, tidak akan punya dampak langsung ke perusahaan pertama. Karakteristik bisnis, suasana kompetisi, tingkat kemapanan organisasi bisnis adalah beberapa faktor dari banyak faktor lain, yang nantinya akan turut mendefi nisikan, membentuk serta mengembangkan TI dalam sebuah organisasi bisnis.


Pentingnya Kesejajaran Bisnis dan TI
‘It is not technology itself that supplies returns to a business, but how technology is employed to meet business requirements’ Pernyataan di atas merupakan hasil dari riset dan dokumentasi yang dilakukan oleh IBM dan majalah The Economist, pada tahun 1999. Pernyataan tersebut menggarisbawahi pentingnya para manajer TI untuk mampu memfokuskan diri pada aspek-aspek bisnis, daripada teknologi saja. Dengan cara ini, para manajer TI akan lebih mampu memahami berbagai permasalahan bisnis serta menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan bisnis tersebut ke dalam bentuk arsitektur teknologi, yang pada gilirannya akan mendukung keseluruhan organisasi mencapai setiap objektif dan tujuan-tujuan bisnisnya. Selain itu, dengan cara seperti ini diharapkan akan memberi landasan bagi dimungkinkannya sebuah business justifi cation, di mana setiap investasi TI dapat dihitung keuntungan-keuntungan dari fi nansial dan bisnis, baik yang tangible maupun non-tangible Di sinilah arti penting hubungan bisnis dan TI secara profesional, untuk diterjemahkan dan didefinisikan. Dinamika serta harmonisasi antara bisnis dan TI, dewasa ini menentukan tingkat survavibility serta kesuksesan bisnis. Penggunaan serta implementasi teknologi secara tepat guna, memungkinkan banyaknya efi siensi serta potensi penghematan biaya, baik dari sisi kegiatan operasi bisnis maupun kegiatan- kegiatan pendukung bisnis lainnya. Meskipun masih dapat didebatkan, hal ini sebenarnya dapat dijelaskan secara sederhana, melalui betapa sengitnya persaingan bisnis dewasa ini. Perusahaan-perusahaan yang mampu menerjemahkan kebutuhan bisnis ke dalam arsitektur teknologi, pada gilirannya akan menikmati pencapaian bisnis lebih cepat, dan hal ini tidaklah mudah dilakukan. Komunikasi antara pihak bisnis dan TI seringkali tidaklah semulus seperti yang diperkirakan. Tidak sedikit perusahaan yang mengimplementasikan teknologi semata-mata tidak berdasarkan kebutuhan bisnis, namun karena pesaing atau pemimpin pasar telah menerapkan teknologi tersebut. Dengan kata lain ‘ikutikutan’. Hal ini fatal, karena teknologi diterapkan tanpa ada business justifi cation yang jelas, di samping memang investasi TI itu sendiri biasanya tidaklah murah. Lalu cara apa yang dapat digunakan organisasi-organisasi bisnis, untuk dapat menghindari kesalahan-kesalahan seperti yang disebutkan di atas? Sebuah cara yang pasti adalah memastikan bahwa objektif dan tujuan bisnis telah didefi nisikan sejelas- jelasnya, begitu pula dengan strategi TI yang harus mengacu dan merupakan terjemahan teknis dari seluruh objektif, dan tujuan bisnis yang ada. Sayangnya, hal ini lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan. Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah de ngan mengidentifi kasi fungsi-fungsi bisnis apa saja yang dilakukan oleh perusahaan. Identifi kasi dilanjutkan dengan pengelompokan fungsi-fungsi sejenis, serta menggambarkan hubungan antarkelompok tersebut. Dari sini, kemudian dapat ditentukan area-area bisnis yang selanjutnya dipetakan ke jenis-jenis penerapan serta layanan-layanan TI yang sesuai. Cara seperti ini tidak serta-merta menyelesaikan semua kesejajaran hubungan bisnis dan TI, tapi dapat digunakan sebagai titik awal dari keseluruhan usaha penyejajaran ini. Gambar 1 memperlihatkan visualisasi hasil dari proses pendefi nisian ini, berupa arsitektur bisnis. Gambar 1 secara umum memperlihatkan area-area bisnis dalam sebuah perusahaan manufaktur. Di dalam setiap area bisnis, fungsi bisnis kunci diidentifi kasi, yang kemudian dapat dipetakan layanan-layanan TI yang dibutuhkan dan dapat diimplementasikan.


Model-model Kesejajaran
Model kesejajaran yang banyak diterima saat ini adalah seperti pada Gambar 2 di atas. Model yang dikenal sebagai SAM – Strategic ‘business-IT’ Alignment Model ini memberikan gambaran mekanisme proses pemikiran, bagaimana menyejajarkan strategi bisnis dan TI. Seperti halnya dalam sebuah perusahaan, terdapat berbagai macam proses bisnis. Begitu pula dalam TI, terdapat banyak proses yang harus dikelola dan dikendalikan. Sehingga untuk menjamin kesejajaran ini, diperlukan lebih dari satu perspektif pengelolaannya. SAM terdiri dari dua aspek utama, yaitu strategic fi t dan functional integration. Masing- masing dijelaskan sebagai berikut:

_ Strategic fit menggambarkan perlunya kesinambungan antara lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Lingkungan eksternal adalah pasar bisnis tempat perusahaan berkompetisi, sedangkan lingkungan internal adalah organisasi perusahaan itu sendiri, berupa proses bisnis, manusia, dan struktur operasi. Strategic fi t ini secara umum akan memberikan kemampuan bagi sebuah organisasi bisnis untuk survive di dalam pasar beserta kompetisinya.

_ Functional integration menggambarkan bagaimana karakteristik lingkungan eksternal dan internal akan terbentuk. Katakanlah di lingkungan eksternal organisasi, di mana pasar serta kompetisinya membentuk karakteristik tersendiri untuk setiap industri. Begitu pula jika dilihat dari sisi teknologinya. Katakanlah industri perbankan, dari sisi ketersediaan serta tuntutan kebutuhan teknologi maupun solusinya akan berbeda dari industri tekstil. Begitu pula dari sisi bisnisnya, pasar dan kompetisinya. Karakteristik kedua industri ini akan secara signifi kan berbeda. Di sisi kiri terdapat dua kuadran yang menerjemahkan bagaimana strategi bisnis terbentuk, begitu pula dengan kuadran di bawahnya yang menggambarkan infrastruktur organisasi bisnisnya, seperti proses- proses bisnis, skill yang menerangkan ketersediaan sumber daya manusia, serta bentuk organisasinya. Keenam aspek pada dua kuadran ini secara umum menggambarkan bagaimana sebuah organisasi bisnis beroperasi, dari mendefi nisikan strategi bisnisnya hingga pengelolaan kegiatan bisnis sehari-hari. Di sisi kanan, dua kuadran selanjutnya terfokus pada aspek-aspek TI sebuah perusahaan. Kuadran atas menggambarkan lingkungan eksternal TI, seperti technology scope yang menggambarkan teknologi apa saja yang ada di pasar. IT Governance menggambarkan best practice pengelolaan TI yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Serta yang ketiga adalah systemic competencies yang secara umum menggambarkan kemampuan atau kadar kapabilitas TI dalam industri, di mana organisasi TI berkompetisi, contohnya adalah kapabilitas TI di dalam industri perbankan. Dalam industri ini, kapabilitas TI tentunya akan berada pada level yang berbeda dengan industi percetakan misalnya. Kuadran di bawah menggambarkan infrastruktur TI beserta proses-proses pendukung dan skill, yang biasanya berupa sumber daya manusia. Keenam aspek pada dua kuadran ini secara umum menggambarkan bagaimana sebuah organisasi bisnis mengoperasikan TI, dari mendefi nisikan strategi TI, hingga pengelolaan kegiatan TI sehari-hari. Kedua belas aspek, yang dijelaskan di atas, semuanya saling terkait. Berubahnya sebuah aspek akan secara signifikan mengubah aspek lainnya, sekaligus keterhubungannya. Bagaimana aspek-aspek ini saling terhubung adalah sangat dipengaruhi pada perspektif dan kesejajaran bisnis dan TI.


TI Sebagai Cost Center
Gambar 3 menggambarkan perspektif tradisional TI, di mana strategi bisnis dijadikan acuan utama serta kegiatan sehari-hari bisnis dijadikan titik awal kesejajaran bisnis dengan TI. Pada perspektif ini, pihak bisnis mendefinisikan strategi bisnis, kemudian TI mengimplementasikan infrastruktur dan solusi TI untuk mendukung satu atau lebih strategi bisnis tersebut. Dalam kasus ini, TI adalah cost center, dianggap sebagai pos pengeluaran agar kegiatan bisnis dapat berjalan dengan semestinya Dalam perspektif ini pula, teknologi yang diimplementasikan adalah teknologi yang mudah dipelihara, murah, serta terbukti kemampuannya. Meskipun tingkat awareness akan pentingnya kemitraan TI bagi organisasi bisnis mulai terbentuk, kebanyakan perusahaan di Indonesia masih menganggap TI sebagai cost center, sehingga visi mereka adalah bagaimana menekan biaya pengeluaran untuk TI.


TI Sebagai Profi t Center
Gambar 4 memperlihatkan perspektif yang berbeda, di mana baik pihak bisnis maupun TI sama-sama mendefi nisikan strategi bisnis. Tidak lagi sekedar menentukan infrastruktur TI apa saja yang harus digunakan untuk mendukung proses bisnis, namun sebelumnya disusun dan didefinisikan terlebih dahulu, strategi TI apa yang harus disiapkan untuk mendukung keseluruhan strategi bisnis. Dalam kasus ini, TI adalah profi t center. Di dalam profi t center, semua kegiatan bisnis maupun TI diarahkan pada bagaimana memaksimalkan pendapatan. Dalam kasus TI, harus didefi nisikan strategi yang mampu meningkatkan pendapatan bisnis pada tingkat biaya investasi yang dapat diterima. Dari sinilah istilah seperti Adaptive Infrastructure, On-demand dan sebagainya bermunculan, yang semuanya mengindikasikan fl eksibilitas teknologi dan infrastruktur TI dalam mendukung perubahan bisnis yang tak pernah berhenti. Contoh-contoh perusahaan dalam model ini adalah perusahaan yang telah memiliki tingkat kemampanan tinggi dalam pasar.


TI Sebagai Investment Center
Gambar 5 memperlihatkan pendekatan yang sedikit berbeda, karena strategi TI-lah yang digunakan sebagai inisiatif awal untuk mengelola bisnis. Seperti yang dijelaskan pada awal tulisan ini, di sini fungsi TI adalah sebagai driver. Strategi bisnis kemudian didefinisikan untuk mengeksplorasi berbagai teknologi baru yang memiliki kapabilitas untuk memperbaiki produk maupun layanan yang akan dijual ke pasar, serta keuntungan terhadap pesaing. Bentuk organisasi bisnis juga disusun berdasarkan teknologi apa yang akan digunakan, dan dalam kasus ini, TI adalah sebagai investment center. Contoh industri dalam kasus ini adalah telekomunikasi dan Internet Service Provider.


TI Sebagai Service Center
Gambar 6 memperlihatkan konsep TI sebagai service center. Model ini tidak terkait langsung dengan tiga model sebelumnya, karena berfokus pada pengelolaan organisasi TI, seperti halnya sebuah organisasi TI kelas dunia. Model ini banyak digunakan sebagai acuan untuk membentuk organisasi TI shared service, yang secara umum digambarkan sebagai sebuah organisasi TI yang melayani satu atau lebih entitas bisnis.


Penutup
Mengubah peran TI menjadi enabler atau driver bagi organisasi bisnis bukanlah sekedar sebuah tujuan atau objektif, namun lebih tepat jika disebut sebagai sebuah keharusan. Teknologi, khususnya TI, saat ini telah ikut mendefi nisikan bagaimana sebuah industri beroperasi, bahkan dalam hal-hal tertentu TI adalah proses bisnis industri itu sendiri. Ambil contoh yang paling gampang adalah industri perbankan, di mana TI menjadi tulang punggung suksesnya industri ini. Tidak ada satu pun bank di dunia saat ini, yang mampu beroperasi tanpa bantuan TI beserta seluruh sumbersumber daya yang terkait.


(dikutip dari www.pcmedia.co.id oleh Jimmy Hanntyo P)